Judul jurnal
Analisis Terhadap Pertanian Jagung.
Penulis
Elyda Azarya (12110353)
Febri Inayah (12110681)
Latifah (13110973)
Siti Soleha (16110621)
Nama jurnal
Analisis Produksi dan Pemasaran
jagung di desa Labuan toposo kecamatan tawaeli kabupaten Donggala.
Halaman
Cover 1.
Judul Jurnal 2.
Penulis 2.
Nama Jurnal 2.
Halaman 3.
Pendahuluan 4.
Masalah 4.
Tujuan 4.
Tinjauan Pustaka 4.
Hipotesis 5.
Variable yang digunakan 5.
Sampling 5.
Kesimpulan 5.
Keterbatasan 6.
Implikasi 6
Pendahuluan
Sektor
pertanian adalah salah satu sektor sandaran hidup bagi sebagian besar penduduk
Indonesia, sehingga sektor pertanian diharapkan menjadi basis pertumbuhan ekonomi
di masa yang akan dating. Hal ini dapat dicapai dengan memanfaatkan potensi
sumberdaya manusia yang dimiliki oleh Indonesia. Salah satu komoditi andalan di
sektor pertanian adalah jagung, karena jagung merupakan salah satu bahan pokok
makanan di Indonesia yang memiliki kedudukan cukup penting setelah beras.
Selain bahan pokok makanan setelah beras, jagung banyak digunakan untuk pakan
ternak dan bahan baku industi.
Masalah
·
belum meluasnya penggunaan varietas unggul
·
minimnya permodalan petani
·
pemakaian dan cara bercocok tanam yang belum
memenuhi anjuran
·
hama dan penyakit
Tujuan
·
Untuk mengetahui besarnya biaya produksi dan
saluran pemasaran jagung di desa Labuan topaso kec. Tawaeli kab. Donggala
·
Untuk memperbaiki sector pertanian khususnya
jagung
·
Peningkatan produksi,factor iklim,kesuburan
·
Penggunaan benih unggul perlu mendapat perhatian
lebih
·
Memilih saluran distribusi yang tepat
Tinjauan Pustaka
·
Antara Made, 1994. Pola Konsumsi Masyarakat Suku Tertinggal di Desa Dompu Kecamatan
Marawola Kabupaten Donggala. J. Agroland Nomor 02 Edisi Januari Tahun
ke-1.
·
Basu Swasta dan Irawan, 1989. Manajemen Pemasaran Modern. Liberty,
Yogyakarta.
·
Lamusa Arifuddin, 2007. Konsumsi Rumah Tangga Petani di Wilayah Taman Nasional Lore Lindu
(TNLL) (Studi Kasus Di Desa Katu Kecamatan Lore Lindu Tengah Kabupaten Poso
Provinsi Sulawesi Tengah). J. Agroland. Vol. 14 (4)
·
Moehar Daniel, 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara, Jakarta.
·
Mursid, 1997. Manajemen Pemasaran. Bumi Aksara. Jakarta.
·
Soekartawi, 1990. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian. Teori
dan Aplikasinya. Rajawali, Jakarta.
·
Soekartawi, 1990. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. PT Raja grafindo Persada,
Jakata.
·
Soekartawi, 2000. Teori Produksi. PT Raja grafindo Persada, Jakata
·
Sofyan Assauri, 1992. Manajemen Pemasaran Dasar Konsep dan Strategi. PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
·
Sudiyono A., 2002. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadiyah, Malang.
·
Suprapto, 1991. Bertanam Jagung. Penebar Swadaya, Jakarta.
·
Warisno, 1998. Budidaya Jagung Hibrida. Kanisius, Yogyakarta.
Hipotesis
umumnya
luas lahan rata-rata 0,73ha, dari hasil penelitian coob-douglas nilai regeresi
luas lahan (X1) sebesar 0,58% artinya penambahanlahan 1% akan menghasilkan atau
meningkatkan produksi hingga 0,58
Benih
yang dianjurkan 30-40kg/ha dapat meningkatkan penggunaan benih dalam rangka
mencapai produksi,karena menurut penelitian penambahan benih 1% akan
meningkatkan produksi sebesar 0,21%
Anjuran
standar tenaga kerja 40 hok. Penambahan tenaga kerja 1% akan menambah produksi
0,09%
Rata-rata
jumlah pupuk yang digunakan 168,83kg/ha sedangkan anjuran anjurannya adalah
300-400kg/ha berarti semua harus lebih ditingkatkan guna mencapai target
produksi. Hasil analisis coob-douglas koefisien regresi pupuk (x4) sebesar 0,4
artinya setiap penambahan pupuk 1% akan meningkatkan produksi 0,24%
- ·
Saluran pemasaran
jagung
Di
desa terdapat 2 saluran :
Petani-produsen-pedagang
pengecer ke konsumen
Petani/produsen-pedagang
pengumpul-pengecer-konsumen
variable
yang digunakan
X1=
luas lahan (ha)
X2=
benih
X3=
tenaga kerja (HOK)
X4=
pupuk
Sampling
Jumlah sampel dilakukan secara acak sederhana
(simple random sampling) dimana jumlah petani yang terjaring sebanyak 30
petani, seang penentuan sampel pedagang jagung digunakan metode penjajakan
(tracing sampling), yaitu pengambilan sampel mengenai pedagang yang membeli
jagung.
Kesimpulan
Luas lahan (X1), benih (X2), tenaga
kerja (X3) dan pupuk (X4) secara simultan mempengaruhi produksi jagung dengan
F-hitung (156,37) > F-tabel (4,18) pada tingkat α 1%. Secara parsial
terdapat satu variabel yang berpengaruh sangat nyata yaitu luas lahan (X1)
dengan t-hitung (2,88) > t-tabel (2,78), sedangkan dua variabel yang
berpengaruh nyata yaitu benih (X2) dengan t-hitung (2,36) > t-tabel (2,06)
dan pupuk (X4) dengan t-hitung (2,41) > t-tabel (2,06) dan satu variabel
yang berpengaruh tidak nyata yaitu tenaga kerja (X3) dengan t-hitung (1,74)
< t-tabel (2,06).
Margin pemasaran
saluran satu memiliki margin sebesar Rp. 250/kg, sedangkan margin pemasaran
saluran dua sebesar Rp. 750/kg.
Efisiensi
pemasaran jagung pada saluran satu lebih efisien dibanding pemasaran pada
saluran dua.
keterbatasan
·
Belum meluasnya penggunaan varietas
unggul.
·
Minimnya permodalan petani.
·
pemakaian dan cara bercocok tanam yang
belum memenuhi anjuran.
·
Selain peningkatan produksi dan
produktivitas, factor iklim, kesuburan tanah, penggunaan benih unggul, tingkat
serangan hama dan penyakit, penggunaan pupuk dan penggunaan petisida dan dari
segi ekonomi dipengaruhi oleh sarana produksi pertanian, keterampilan dan
pengalaman berusahatani.
Implikasi
No
|
Lembaga Pemasaran
|
Total Biaya
(Rp)
|
Total Nilai Produksi
(Rp)
|
Efisiensi (%)
|
1
|
Petani -> Pedagang Pengumpul
->
Konsumen
|
16.502.500,00
|
58.937.500,00
|
28,00
|
2
|
Petani -> pedagang pengumpul
->
pedagang pengecer -> konsumen
|
16.311.600,00
|
31.050.000,00
|
52,53
|
Jadi, Efisiensi pemasaran jagung pada saluran satu
lebih efisien dibanding pemasaran pada saluran dua. Maka dari itu, untuk
meningkatkan hasil dari pemasaran saluran jagung, lebih baik untuk digunakan
saluran satu agar mendapat hasil yang maksimal.