1. POSISI MANUSIA DI ANTARA MAKHLUK HIDUP
Seperti yang telah diketahui oleh berbagai sumber bahwa manusia adalah mahluk yang dianggap paling sempurna dan paling tinggi derajatnya dibanding makhluk lain. Manusia diberi akal dan budi agar bisa berpikir dengan manusiawi tidak seperti hewan dan makhluk lainnya.
Banyak manusia tidak menghargai dengan kesempurnaan yang dimilikinya, mereka tidak menggunakan seluruh akal dan budinya untuk penyelesaian suatu masalah. Bahkan banyak juga yang lebih menonjolkan nafsu ketimbang akal dan budinya tidak ubahnya seperti hewan. Tuhan YME telah memberikan kesempurnaan untuk seluruh umat manusia, hendaknya bisa lebih mengedepankan akal budi yang dimilikinya dalam semua aspek kehidupan
Di bumi ini dibedakan menjadi empat macam yang menggambarkan suatu tingkatan yaitu: benda mati,tumbuh-tumbuhan,binatang dan manusia
Benda mati yang merupakan organisme mempunyai ciri-ciri tetap dan statis. Tetap dalam arti tidak bertambah dan tidak berkembang biak. Statis dalam arti tidak bergerak atau tidak berpindah tempat, kecuali ada kekuatan dari luar yang menyebabkannya.
Tumbuh-tumbuhan merupakan organisme dan mempunyai tingkat yang lebih tinggi daripada benda mati. Tumbuh-tumbuhan dapat berkembang dari tingkatan kecil ke besar dan memiliki cirri-ciri kehidupan antara lain mampu mengadakan metabolisme
Binatang merupakan organisme yang mempunyai tingkat lebih tinggi daripada tumbuhan. Ciri-ciri kehidupannya di samping seperti yang dimiliki oleh tumbuh-tumbuhan, juga memilikikelebiha lain, yaitu dapat bergerak menurut kehendaknya sehingga dapat berpindah-pindah.
Perbedaan tingkatan benda mati, tumbuhan, binatang, dan manusia juga menimbulkan perbedaan tingkah laku. Tingkah laku mausia sangat kompleks jika dibandingkan dengan yang lain, karena manusia memiliki akal budi, wawasan pikiran, dan kesadaran diri. Dalam hal lain manusia menyembah kepada Sang Penciptanya menurut agama yang diyakininya. Dalam hal inilah benda mati dan makhluk lainnya tidak mungkin menyamai, apalagi melebihi manusia.
2. ASPEK-ASPEK MANUSIA
Manusia terdiri atas dua aspek yaitu tubuh dan jiwa. Tubuh yang tidak disertai jiwa bukanlah tubuh manusia, tetapi mayat. Sebaliknya jiwa tanpa tubuh (yang tampak) dikatakan setan atau jin. Sehingga yang dapat disebut sebagai manusia haruslah mempunyai aspek tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh. Tubuh dinilai lebih rendah daripada jiwanya karena, bila seseorang mati, tubuhnya membusuk, hancur, dan akhirnya lenyap (tidak abadi), sedangkan jiwa sifatnya abadi, karena begitu jiwa meninggalkan tubuh ia akan kembali ke asalnya, yaitu Tuhan secara abadi dan tidak mengalami kehancuran.
Aliran-aliran tentang tubuh dan jiwa manusia:
• Aliran materialisme
• Aliran ini berpendapat bahwa yang penting adalah tubuh manusia Aliran Spiritualisme
Berpendapat bahwa yang terpenting pada diri manusia adalah jiwa.
• Aliran Dualisme
Berpendapat bahwa tubuh dam jiwa sama pentingnya.
3. DAYA MANUSIA
Akal dan inteligensi
Inteligensi merupakan kemampuan manusia yang bersifat potensial. Kemampuan manusia berfikir mempunyai fungsi untuk mengingat kembali apa yang telah diketahui sebagai tugas dan dasarnya, kemudian membentuk konsep-konsep untuk memecahkan masalah-masalah sebagai tugas pokok dan akhirnya membentuk tingkah laku yang nyata dalam usaha mencapai tujuannya.
Inteligensi seseorang berbeda dengan orang lain, hal ini disebabkan oleh tiga factor. Pertama factor keturunan, yaitu pembawaan seseorang dari lahir yang kekuatannya dipngaruhi oleh kedua orang tuanya. Kedua, fakor kematangan yaitu, saat kemampan seseorang menerima masalah-masalah yang dipikirkan. Ketiga, factor motivasi yang kuat.
a. Perasaan dan emosi
Pada umumnya perasaan dbedakan menjadi dua tingkat yaitu rendah dan luhur. Perasaan rendah sangat erat kaitannya dengan hal-hal yang sifatnya fisik dan biologis yang dapat dibedakan atas empat jenis: perasaan naluri, peginderaan, tanggapan dan, vital. Perasaaan naluri berhubungan dengan dorongan dasar individu, seperti lapar sehingga ingin makan. Perasaan vital timbul karena keadaan, misalnya keinginan untuk untuk menggunakan mantel.
Perasaan luhur sangat erat kaitannya dengan hal-hal yang sifatnya kerohanian yang member cirri-ciri manusiawi.
b. Kemauan
Menurut Dra.Kartini Kartono, kemauan adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup tertentu yang dikendalikan oleh pertimbangan akal budi. Paham lama berpendapat bahwa perilaku manusia yang dikendalikan oleh kemauan sebenarnya telah ditentukan oleh Tuhan Yang Mahakuasa, manuisa hanya sekedar sebagai wayang saja. Paham ini dinamakan dengan pahan determinisme, artinya segala sesuatu telah ditentukan oleh-Nya. Paham baru menyebutkan bahwa manusia mempunyai kemauan sendiri yang disebut indeterminisme, yaitu kemauan manusia bukan telah ditentukan sebelumnya, melainkan kemauan manusia itu sendiri yang tidak terbatas. Proses terjadinya kemauan dapat dibedakan mejadi tiga fase:
Menurut Agus Sujanto , yang dimaksud dengan fantasi adalah suatu daya jiwa untuk menciptakan sesuatu yang baru. Pendapat lama megatakan bahwa fantasi mempunyai sifat yang pasif merupakan fantasi yang tidak dipimpin oleh akal atau kemauan manusia. Pendapat baru mengatakan bahwa fantasi mempunyai sifat aktif, disadari dan dipimpi oleh akal atau kemauan manusia sehingga bersifat positif. Fantasi memberikan arti penting dalam kehidupan manusia.
Menurut jenisnya fantasi yang disadari ada 3 macam:
d. Perilaku
Pendapat para ahli mengenai prilaku mausia:
*Struktur jiwa menurut Sigmund Freud
Menurut Sigmund, jiwa manusia terdiri dari:
• Lapisan kesadara yang megandung hasil-hasil pengamatan seseorang pada dunia sekitarnya.
• Lapisan bawah sadar yang berisi hal-hal yang dilupakan.
• Lapisan ketidaksadaran yang berisi kompleks-kompleks terdesak
* Kepribadian menurut William Stern
Menurutnya perilaku anusia memiliki dua sifat;
• Reaksi-reaksi karena adanya factor luar yang menjadi perangsang.
• Aksi spontan sebagai factor dari dalam dan factor itulah yang bekerja terhadap prangsang.
*Eksistensialisme (paham keberadaan diri) menurut Rollo May
Menurutnya, setiap indivdu mempunyai kesadaran sebagai pusat diri yang subjektif, artinya memperthankan atau memperkuat dirinya sebagai pasat.
4. TIPOLOGI MANUSIA
Tipologi adalah pengetahuan yang mencoba mengolong-golongkan manusia atas dasar kepribadian. Kepribadian seseorang tersusun atas dasar vitalitas jasmani dan rohaninya, disamping ada factor temperamen, karakter, dan bakat. Vitalitas jasmani seseorang bergantung pada konstruksi tubuhnya yang terpengaruh oleh factor hereditas sehingga keadaannya dapat dikatakan tetap atau konstan dan merupakan daya hidup yang sifatnya jasmaniah. Sedangkan vitalitas psikis merupakan daya hidup psikis dan merupakan energy hidup yang belum terarah secara intensional, sebagian bergantung pada alam lingkungan yang ikut membentuknya.
Karakter (sifat) seseorang sebagian ditentukan oleh hereditas sejak lahir dan sebagian lagi oleh pengaruh pendidikan.
Tipologi manusia yang didasarkan pada kondisi tubu manusia antara lain dikemukakan oleh Lavater dan Johann Gasper Lavater, mengatakan bahwa tubuh yang gemuk biasanya mempunyai tipe tenang dan sabar, sedangkan mereka yang bertubuh kecil dan panjang mempunyai tipe lincah dan kurang sabar.
Seperti yang telah diketahui oleh berbagai sumber bahwa manusia adalah mahluk yang dianggap paling sempurna dan paling tinggi derajatnya dibanding makhluk lain. Manusia diberi akal dan budi agar bisa berpikir dengan manusiawi tidak seperti hewan dan makhluk lainnya.
Banyak manusia tidak menghargai dengan kesempurnaan yang dimilikinya, mereka tidak menggunakan seluruh akal dan budinya untuk penyelesaian suatu masalah. Bahkan banyak juga yang lebih menonjolkan nafsu ketimbang akal dan budinya tidak ubahnya seperti hewan. Tuhan YME telah memberikan kesempurnaan untuk seluruh umat manusia, hendaknya bisa lebih mengedepankan akal budi yang dimilikinya dalam semua aspek kehidupan
Di bumi ini dibedakan menjadi empat macam yang menggambarkan suatu tingkatan yaitu: benda mati,tumbuh-tumbuhan,binatang dan manusia
Benda mati yang merupakan organisme mempunyai ciri-ciri tetap dan statis. Tetap dalam arti tidak bertambah dan tidak berkembang biak. Statis dalam arti tidak bergerak atau tidak berpindah tempat, kecuali ada kekuatan dari luar yang menyebabkannya.
Tumbuh-tumbuhan merupakan organisme dan mempunyai tingkat yang lebih tinggi daripada benda mati. Tumbuh-tumbuhan dapat berkembang dari tingkatan kecil ke besar dan memiliki cirri-ciri kehidupan antara lain mampu mengadakan metabolisme
Binatang merupakan organisme yang mempunyai tingkat lebih tinggi daripada tumbuhan. Ciri-ciri kehidupannya di samping seperti yang dimiliki oleh tumbuh-tumbuhan, juga memilikikelebiha lain, yaitu dapat bergerak menurut kehendaknya sehingga dapat berpindah-pindah.
Perbedaan tingkatan benda mati, tumbuhan, binatang, dan manusia juga menimbulkan perbedaan tingkah laku. Tingkah laku mausia sangat kompleks jika dibandingkan dengan yang lain, karena manusia memiliki akal budi, wawasan pikiran, dan kesadaran diri. Dalam hal lain manusia menyembah kepada Sang Penciptanya menurut agama yang diyakininya. Dalam hal inilah benda mati dan makhluk lainnya tidak mungkin menyamai, apalagi melebihi manusia.
2. ASPEK-ASPEK MANUSIA
Manusia terdiri atas dua aspek yaitu tubuh dan jiwa. Tubuh yang tidak disertai jiwa bukanlah tubuh manusia, tetapi mayat. Sebaliknya jiwa tanpa tubuh (yang tampak) dikatakan setan atau jin. Sehingga yang dapat disebut sebagai manusia haruslah mempunyai aspek tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh. Tubuh dinilai lebih rendah daripada jiwanya karena, bila seseorang mati, tubuhnya membusuk, hancur, dan akhirnya lenyap (tidak abadi), sedangkan jiwa sifatnya abadi, karena begitu jiwa meninggalkan tubuh ia akan kembali ke asalnya, yaitu Tuhan secara abadi dan tidak mengalami kehancuran.
Aliran-aliran tentang tubuh dan jiwa manusia:
• Aliran materialisme
• Aliran ini berpendapat bahwa yang penting adalah tubuh manusia Aliran Spiritualisme
Berpendapat bahwa yang terpenting pada diri manusia adalah jiwa.
• Aliran Dualisme
Berpendapat bahwa tubuh dam jiwa sama pentingnya.
3. DAYA MANUSIA
Akal dan inteligensi
Inteligensi merupakan kemampuan manusia yang bersifat potensial. Kemampuan manusia berfikir mempunyai fungsi untuk mengingat kembali apa yang telah diketahui sebagai tugas dan dasarnya, kemudian membentuk konsep-konsep untuk memecahkan masalah-masalah sebagai tugas pokok dan akhirnya membentuk tingkah laku yang nyata dalam usaha mencapai tujuannya.
Inteligensi seseorang berbeda dengan orang lain, hal ini disebabkan oleh tiga factor. Pertama factor keturunan, yaitu pembawaan seseorang dari lahir yang kekuatannya dipngaruhi oleh kedua orang tuanya. Kedua, fakor kematangan yaitu, saat kemampan seseorang menerima masalah-masalah yang dipikirkan. Ketiga, factor motivasi yang kuat.
a. Perasaan dan emosi
Pada umumnya perasaan dbedakan menjadi dua tingkat yaitu rendah dan luhur. Perasaan rendah sangat erat kaitannya dengan hal-hal yang sifatnya fisik dan biologis yang dapat dibedakan atas empat jenis: perasaan naluri, peginderaan, tanggapan dan, vital. Perasaaan naluri berhubungan dengan dorongan dasar individu, seperti lapar sehingga ingin makan. Perasaan vital timbul karena keadaan, misalnya keinginan untuk untuk menggunakan mantel.
Perasaan luhur sangat erat kaitannya dengan hal-hal yang sifatnya kerohanian yang member cirri-ciri manusiawi.
b. Kemauan
Menurut Dra.Kartini Kartono, kemauan adalah dorongan kehendak yang terarah pada tujuan-tujuan hidup tertentu yang dikendalikan oleh pertimbangan akal budi. Paham lama berpendapat bahwa perilaku manusia yang dikendalikan oleh kemauan sebenarnya telah ditentukan oleh Tuhan Yang Mahakuasa, manuisa hanya sekedar sebagai wayang saja. Paham ini dinamakan dengan pahan determinisme, artinya segala sesuatu telah ditentukan oleh-Nya. Paham baru menyebutkan bahwa manusia mempunyai kemauan sendiri yang disebut indeterminisme, yaitu kemauan manusia bukan telah ditentukan sebelumnya, melainkan kemauan manusia itu sendiri yang tidak terbatas. Proses terjadinya kemauan dapat dibedakan mejadi tiga fase:
- Momen dorongan, merupakan fase yang mengandung motif pendorongan bagi seseora untuk melakukan sesuatu.
- Momen pilihan, fase seseorang sebagai homo sapiens atau homo economicus dalam berfikir untuk memilih mana yang akan dilakukannya dengan mempertimbangkan untung dan ruginya.
- Momen keputusan merupakan fase yang dijadikan arah yang akan ditempuh oleh seseorang.
Menurut Agus Sujanto , yang dimaksud dengan fantasi adalah suatu daya jiwa untuk menciptakan sesuatu yang baru. Pendapat lama megatakan bahwa fantasi mempunyai sifat yang pasif merupakan fantasi yang tidak dipimpin oleh akal atau kemauan manusia. Pendapat baru mengatakan bahwa fantasi mempunyai sifat aktif, disadari dan dipimpi oleh akal atau kemauan manusia sehingga bersifat positif. Fantasi memberikan arti penting dalam kehidupan manusia.
Menurut jenisnya fantasi yang disadari ada 3 macam:
- Fantasi mencipta ialah fantasi yang benar-benar dapat menghasilkan sesuatu yang baru. Dengan kemajuan teknologi, manusia dapat menciptakan film fantasi.
- Fantasi terpimpi ialah fantasi yang timbulkarena adanya perangsang dari luar. Misalnya, seorang penulis novel jika ingin dikatakan berhasil harus dapat membawa pembacanya ke fantasi yang diinginkannya.
- Fantasi melaksanakan merupakan perpaduan antara mencipta dan fantasi terpimpin.
d. Perilaku
Pendapat para ahli mengenai prilaku mausia:
*Struktur jiwa menurut Sigmund Freud
Menurut Sigmund, jiwa manusia terdiri dari:
• Lapisan kesadara yang megandung hasil-hasil pengamatan seseorang pada dunia sekitarnya.
• Lapisan bawah sadar yang berisi hal-hal yang dilupakan.
• Lapisan ketidaksadaran yang berisi kompleks-kompleks terdesak
* Kepribadian menurut William Stern
Menurutnya perilaku anusia memiliki dua sifat;
• Reaksi-reaksi karena adanya factor luar yang menjadi perangsang.
• Aksi spontan sebagai factor dari dalam dan factor itulah yang bekerja terhadap prangsang.
*Eksistensialisme (paham keberadaan diri) menurut Rollo May
Menurutnya, setiap indivdu mempunyai kesadaran sebagai pusat diri yang subjektif, artinya memperthankan atau memperkuat dirinya sebagai pasat.
4. TIPOLOGI MANUSIA
Tipologi adalah pengetahuan yang mencoba mengolong-golongkan manusia atas dasar kepribadian. Kepribadian seseorang tersusun atas dasar vitalitas jasmani dan rohaninya, disamping ada factor temperamen, karakter, dan bakat. Vitalitas jasmani seseorang bergantung pada konstruksi tubuhnya yang terpengaruh oleh factor hereditas sehingga keadaannya dapat dikatakan tetap atau konstan dan merupakan daya hidup yang sifatnya jasmaniah. Sedangkan vitalitas psikis merupakan daya hidup psikis dan merupakan energy hidup yang belum terarah secara intensional, sebagian bergantung pada alam lingkungan yang ikut membentuknya.
Karakter (sifat) seseorang sebagian ditentukan oleh hereditas sejak lahir dan sebagian lagi oleh pengaruh pendidikan.
Tipologi manusia yang didasarkan pada kondisi tubu manusia antara lain dikemukakan oleh Lavater dan Johann Gasper Lavater, mengatakan bahwa tubuh yang gemuk biasanya mempunyai tipe tenang dan sabar, sedangkan mereka yang bertubuh kecil dan panjang mempunyai tipe lincah dan kurang sabar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar