UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER &TEKNOLOGI INFORMASI
JURNAL TEKNOLOGI
JARINGAN WIRELESS
SISTEM KOMUNIKASI MENGGUNAKAN WIRELESS Nama Kelompok : Dwie Restiani (12110217) Febri Inayah (12110681) Siti Soleha (16110621) Kelas : 4KA11 Jurusan : Sistem Informasi |
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………
Abstrak………………………………………………………………..
Daftar Isi…………………………………………………....…..........
BAB 1. PENDAHULUAN………….………………………………….
1.1 Latar
Belakang …………….....…………………..........
BAB 2. LANDASAN TEORI…………………….………….............
2.1 Wireless LAN...........................................................
BAB 3.PEMBAHASAN................................................................
3.1 Mode Jaringan Ad hoc.............................................
3.2 Media Transmisi Wireless........................................
3.3. Komunikasi Data Pada Wireless LA..........................
3.4
Format
Frame........................................................
3.5 Prosedur Pentransmisian Data..................................
3.6 Proses Pengiriman dan Penerimaan Data pada NIC..
BAB 4.
PENUTUP
4.1
Kesimpulan.............................................................
DAFTAR PUSTAKA
................................................................
|
Hal
i ii iii 1 1 2 2 3 3 3 4 4 5 6 8 9 |
ABSTRAKSI
Pemakaian
perangkat teknologi berbasis wireless pada saat ini sudah begitu banyak,
baik digunakan untuk komunikasi suara maupun data. Karena teknologi
wireless memanfaatkan frekwensitinggi untuk menghantarkan sebuah komunikasi,
maka kerentanan terhadap keamanan juga lebih tinggi dibanding dengan
teknologi komunikasi yang lainnya. Berbagai tindakan pengamanan dapat
dilakukan melalui perangkat komunikasi yang digunakan oleh user maupun
oleh operator yang memberikan layanan komunikasi. Kelemahan jaringan
wireless secara umum dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni kelemahan pada konfigurasi
dan kelemahan pada jenis enkripsi yang digunakan. Secara garis besar, celah
pada jaringan wireless terbentang di atas empat layer di mana keempat
lapis (layer) tersebut sebenarnya merupakan proses dari terjadinya
komunikasi data pada media wireless. Keempat lapis tersebut adalah
lapis fisik, lapis jaringan, lapis user, dan lapis aplikasi. Model-model
penanganan keamanan yang terjadi pada masing-masing lapis pada teknologi
wireless tersebut dapat dilakukan antara lain yaitu dengan cara menyembunyikan
SSID, memanfaatkan kunci WEP, WPA-PSK atau WPA2-PSK, implementasi
fasilitas MAC filtering, pemasangan infrastruktur captive portal.
Kata
kunci : Teknologi , Komunikasi , Jaringan , Wireless
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Seiring dengan pesatnya perkembangan
teknologi telekomunikasi sebagai sarana mempercepat proses penyampaian
informasi, maka ilmu pengetahuan dan teknologi diarahkan pada penyampaian
informasi yang lebih efisien dan praktis.
Teknologi jaringan dapat digunakan
untuk mempermudah dalam hal untuk mendistribusikan data dalam suatu pekerjaan.
Jaringan komputer pada umumnya menggunakan kabel sebagai media transmisi, untuk
implementasinya tidak terlalu sulit tetapi jika lokasinya susah untuk dijangkau
dan hanya bersifat sementara tentu dengan menggunakan kabel sebagai media
transmisi tentu hal ini sangatlah tidak efektif. Sebagai alternatif lain kita
dapat menggunakan teknologi wireless LAN. Keuntungan penggunaan wireless LAN
dibandingkan LAN yang menggunakan kabel, yaitu : mempunyai sifat fleksibilitas
yang tinggi dan tanpa membutuhkan perencanaan jaringan terlebih dahulu.
Sedangkan kekurangannya adalah mempunyai bandwith yang lebih kecil dibandingkan
jaringan kabel dan frekuensi radio yang akan digunakan harus mendapakan ijin
dan mengikuti peraturan yang berlaku dalam suatu negara. Selain itu dari segi
biaya jauh lebih mahal, tetapi untuk segi perawatan lebih mudah dan murah.
Pada tulisan ini akan dibahas
mengenai penggunaan sistem komunikasi data pada wireless LAN. Dari tulisan ini
diharapkan dapat mengetahui metode yang dilakukan pada komunikasi data wireless
LAN.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Wireless LAN
Jaringan Wireless adalah
jaringan yang mengkoneksi dua komputer atau lebih menggunakan sinyal radio,
cocok untuk berbagai-pakai file, printer, atau akses internet. Teknologi
wireless LAN menjadi sangat popular di banyak aplikasi. Setelah evaluasi
terhadap teknologi tersebut dilakukan, menjadikan para pengguna merasa puas dan
meyakini realibility teknologi ini sudah siap untuk digunakan dalam skala luas
dan komplek pada jaringan tanpa kabel.
Teknologi
komunikasi data dengan tidak menggunakan kabel untuk menghubungkan antara klien
dan server. Secara umum teknologi Wireless LAN hampir sama dengan teknologi
jaringan komputer yang menggunakan kabel (Wire LAN atau Local Area Network).
Teknologi Wireless LAN ada yang menggunakan frekuensi radio untuk mengirim dan
menerima data yang tentunya mengurangi kebutuhan atau ketergantungan hubungan
melalui kabel. Akibatnya pengguna mempunyai mobilitas atau fleksibilitas yang
tinggi dan tidak tergantung pada suatu tempat atau lokasi. Teknologi Wireless
LAN juga memungkinkan untuk membentuk jaringan komputer yang mungkin tidak
dapat dijangkau oleh jaringan komputer yang menggunakan kabel.
Dizaman era globalisasi ini sudah
banyak tempat - tempat yang menyediakan koneksi LAN dengan teknologi Wi-fi yang
biasa disebut dengan hotspot. Dengan hal ini memungkinan seseorang dengan
komputer dengan kartu nirkabel (wireless card) atau personal digital assistant
(PDA) untuk terhubung dengan internet menggunakan titik hotspot terdekat.
Awalnya
teknologi ini didesain untuk aplikasi perkantoran dalam ruangan, namun sekarang
wireless LAN dapat digunakan pada jaringan peer to peer dalam ruangan dan juga
point to point diluar ruangan maupun point to multipoint pada aplikasi bridge
wireless LAN didesain sangat modular dan fleksibel. Jaringan ini juga bisa di
optimalkan pada lingkungan yang berbeda. Dapat mengatasi kendala geografis dan
rumitnya instalasi kabel.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Mode Jaringan Ad hoc.
Mode jaringan ad hoc merupakan mode
jaringan yang paling sederhana dalam
wireless LAN. Pada mode jaringan ad
hoc terdiri dari dua atau lebih workstation yang
terubung secara langsung dengan
workstaion lain. Pada mode ini tidak terjadi koneksi
antara jaringan wireless dan jaringan
kabel sehingga tidak memerlukan acces point. Ilustrasi dari mode jaringan ad
hoc.
Pada jaringan ad hoc, karena setiap
workstation dapat berkomunikasi secara langsung dan terbatas pada jangkauan
dari workstation tersebut maka metode yang tepat digunakan untuk jaringan
sementara dan tanpa perlu adanya perencanaan terlebih dahulu. Sebagai contoh
dalam suatu pertemuan, dimana setiap peserta membawa komputer portable maka
untuk memudahkan untuk berkomunikasi antar PC adalah dengan menggunakan
jaringan ad hoc.
3.2. Media Transmisi Wireless
Phsical layer berfungsi untuk membawa
aliran raw bit dari satu mesin ke mesin yang lainnya. Bermacam-macam media
fisik bisa digunakan untuk keperluan transmisi. Setiap media memiliki
karakteristik tertentu, dalam bandwith, delay, biaya dan kemudahan instalasi
serta pemeliharaanya. Supaya dapat dioperasika pada spektrum bebas yang dikenal
dengan ISM( Industrial, Scientific, and Medical), sistem
radio harus menggunakan teknik
modulasi yang dikenal Spread Spektrum(SS).
Pada cara ini sinyal radio
didistribusikan pada suatu spektrum dan tidak tetap pada frekuensi tunggal.
Sehingga tidak ada pengguna tunggal yang mendominasi suatu band dan semua
pengguna tampak sepeti noise.
Keuntungan penggunaan spread spektrum
adalah penggunaanya dapat digunakan oleh beberapa pengguna pada satu band pada
tempat dan waktu yang berbeda daripada pengguna yang statis dengan frekuensi
yang terpisah. Dibandingkan dengan sistem radio lain, salah satu keunggulannya
adalah besar bandwith yang tersedia dan kemampuan untuk digunakan oleh beberapa
pengguna dalam satu band sehingga sistem ini sangat tepat bila digunakan dalam
wireless LAN.
Ada beberapa band yang pemakaiannya
tidak memerlukan ijin yaitu 902-928 MHz, 2.4-2.5 GHz, 5.7-5.8 GHz. Untuk
aplikasi wireless LAN, yang sesuai dengan standar IEEE 802.11 maka digunakan
frekuensi 2.4-2.5 GHz, hal ini dikarenakan pada spektrum frekuensi 902-908 MHz
digunakan untuk sistem komunikasi selular dan sedikitnya bandwith yang
tersedia.
3.3 Komunikasi Data Pada
Wireless LAN
Dalam komunikasi wireless LAN data
yang dikirimkan menjadi beberapa fragmen, dari fragmen tersebut baru diubah
menjadi bentuk frame agar bisa dikirimkan. Data dari pengirim maupun penerima
adalah dalam bentuk digital, karena menggunakan media gelombang radio sebagai
media untuk pengiriman data maka sinyal digital harus diubah menjadi gelombang
radio agar dapat ditransmisikan.
3.4 Format Frame.
Fragmen-fragmen data agar dapat
ditransmisikan, maka perlu dibentuk frame
agar dapt ditransmisikan. Ada 2 format frame, yaitu format frame MAC dan
format physical yang disebut PSDU(
Physical Layer Convergence Service Data Unit). Pada MAC header terdiri dari,:
a.
Field frame Control yang berisi informasi tentang frame
b. Field duration /ID berisi tentang
waktu yang digunakan oleh frame tersebut
c. Field-field addres berisi tentang
informasi darimana data berasal dan kemana
tujuan data
d. Field sequence control mengandung
inforamasi tentang urutan fragmen
e. Field frame body berisi data dari
frame tersebut
f. Field FC berguna untuk melakukan
pengontrolan kesalahan dari frame tersebut pada transmisi.
Format Frame tersebut akan diubah
oleh lapisan phy untuk menjadi frame yang sesuai untuk ditransmisikan. Data
dari MAC akan ditambah dengan header dan preamble, format data pada lapisan
data disebut PPDU(PLCP Protocol Data Unit).
3.5. Prosedur Pentransmisian
Data
a. Prosedur
Carier Sense
Ketika workstation akan melakukan
transmisi, maka yang akan dilakukan untuk pertama kalinya adalah mendeteksi
keadaan dari medium. Apakah medium dalam keadaan sibuk atau idle. Parameter
yang digunakan adalah interval waktu antara tiap frame yang ditransmisikan,
yang disebut dengan IFS(Interframe Space). Ada 4 IFS yang digunakan dalam
komunikasi data wireles, yaitu Short IFS (SIFS), PCF IFS(PIFS), DCF IFS(DIFS),
Extened IFS
(EIFS).
b. Prosedur
Back Off
Setelah mekanisme carier sense
menentukan bahwa media dalam keadaan idle maka workstation akan segera
melakukan persaingan dalam pentransmisian. Untuk menentukan workstation mana,
yang akan mengirimkan data maka
dilakukan prosedur Back Off. Untuk
memulai prosedur Back Off, maka setiap workstation yang akan melalukan
pentransmisian data harus menentukan setting waktu dari back off yang
menggunakan persamaan di bawah ini:
Waktu back off= random x slot time
Keterangan :
Random merupakan harga dari pseudo
random integer yang diambil dari distribusi yang sama pada interval (0,CW),
dimana CW(Contention Window) memepunyai batas CWmin = CW CWMax, harga dari CW .
Slot Time : merupakan harga dari slot
waktu yang dalam spesifikasi IEEE
802.11b bahwa waktu slot memunyai
durasi 20 µdetik . Setelah setting waktu back off dapat ditentukan maka setiap
workstation akan mengurangi waktu backoff satu slot sampai dengan adanya
workstation lain yang terlebih dahulu mencapai mencapai waktu backoff 0(nol)
atauworkstation tersebut yang boleh melakukan transmisi, sedangkan bila worksation
yang lain terlebih dahulu mendapatkan counter back off mencapai 0 maka
workstation tersebut akan berhenti melakukan pengurangan dan menunda proses
back off samapi dengan terdeteksinyawaktu DIFS maupun EIFS yang tidak dapat
diikuti oleh frame.
c. Proses
Transmisi Fragmen Data
Setelah work station berhasil
melakukan prosedur back off, dan akan melakukan transmisi maka workstation
tersebut pertama kali akan mengirimkan sinyal RTS(Request To Send) yang
berfungsi untuk meminta ijin pada workstation penerima utnuk bisa melakukan
proses pengirimana data. Workstation yang menerima sinyal RTS harus
mentransmisikan frame CTS setelah periode SIFS jika NAV pada workstation
penerima RTS menunjukan idle. Bila NAV pada penerima tidak menunjukan idle maka
worksation penerima tidak perlu merespon drame RTS. Field RA( Receiver Addres)
harus mempunyai harga yang sama dengan yang ada pada field TA(Transmitter Addres)
di frame RTS. Sedangkan untuk field duration /ID dalam frame CTS juga harus
sama dengan durasi frame RTSyang diterima dikurangi dengan perioda SIFS dan
waktu yang digunakan untuk mentransmisikan CTS. Setelah melakukan transmisi
maka workstaion akan menunggu interval CTS timeout. Setiap frame akan
mengandung informasiyang digunakan untuk menentukan durasi dari transmisi
berikutnya. Informasi durasi dari frame RTS digunakan untuk memperbaharui
NAV(Network Alocation Vector) bahwa
media dalam keadaan sibuk sampai
akhirnya ACK 0. Workstation yang dapat melakukan transmisi setelah periode SIFS
jika hanya dalam keadaan:
a. Workstation telah menerima sebuah
fragmen yang membutuhkan ACK
b. Worksation pengiriim telah
menerima sinyal ACK dari fragmenberikutnya
tetapi masih dalam satu MPDU
3.6. Proses Pengiriman dan
Penerimaan Data pada NIC
Pada Network Interface Card (NIC)
mempunyai fungsi sebagai interface antara node dalam suatu jaringan LAN. Pada
wireless adapter card mempunyai fungsi yang sama seperti ethernet card yang
lain, yang berbeda hanya pada media yang digunakan. Media pada wireless card
untuk transmisi adalah sinyal RF. Pada wireless adapter card ini berfungsi
sebagi transceiver yang terdiri dari smbilan bagian dasar, yaitu :
a. Baseband Prosesor
b. Modulator/ Demulator
c. Up/ Down Convrter
d. Power Amplifier
e. Low Noise Amplifier
f. RF VCO
g. IF VCO
h. Antena
i. Buffer Interface
Selama akan dilakukan transmisi, data
yang akan ditransmisikan diletakan pada TXdata line yang kemudian data tersebut
diproses dalam baseband prosesor. Data ini akan dimosulasikan dengan salah
asatu dari tiga macam modulasi yang dipakai yaitu DBPSK, DQPSK, atau CCK. Data
yang telah dimodulasi kemudian akan dilakukan spreading deangan programable PN
code, dalam hal ini kemudian akan dibangkitkan dua sinyal I dan Q. Sinyal I dan
Q kemudian dikirimkan ke Quad IF modulator diaman pada bagian ini sinyal ini
pertama kali akan difilter yang kemudian akan dimodulasikan dengan frekuensi IF
(280 MHz). IF osilator akan membangkitkan sinyal dengan fekuensi 560 MHz yang
dibagi oleh dua modulatordan demulator seehingga frekuensi IF menjadi 280 MHz.
Kemudian kedua sinyal ( I dan Q) digabungkan menjadi satu yang kemudian dikirim
ke bagian berikutnya yaitu up/down converter.
Pada bagian up/down converter sinyal
akan disisipkan pada RF channel yang telah diatur dengan sythesizer, pada 2.4
GHz band ISM. Pada bagian akhir sinyal akan dikuatkan untuk mendapatkan output
sebesar 18 dBm.
Pada bagian penerima, sinyal akan
diterima oleh dua anatena internal yang kemudian salah satu antana akan dipilih
oleh algoritma antena diversity yang terdapat pada baseband processor dengan
cara membandingkan kualitas sinyal yang diterima oleh kedua antena tersebut.
Kemudian sinyal akan dikuatkan oleh LNA, dimana sinyal keluarannya akan
dikirimkan ke up/down converter. Oleh up/down converter sinyal dirubah dari
range frekuensi 2.4 GHZ menjadi frekuensi IF yaitu 280 MHZ.
Modulator dan demulator pada quad IF
akan merubah sinyal menjadi baseband dan membaginya menjadi komponen In-phase
dan Quadrature(Q) sebelum sinyal tersebut dikirim ke baseband processor. Pada
baseband processor pertama kali sinyal akan dispread kemudian sinyal akan
didemodulasikan dari bentuk sinyal DBPSK, DQPSK maupun CCk menjadi data.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Sistem Komunikasi wireless
menggunakan standar IEEE 802.11b. Lapisan yang bertanggung jawab untuk
terjadinya komunikasi wireless pada jaringan ad hoc adalah lapisan Mac dan
lapisan physical. Wireless bekerja pada frekuensi 2.4 GHz dengan kecepatan
transfer data 11 Mbps. Untuk dapat menambah jarak jangkauan, jumlah client dan
dapat berkomunikasi dengan client wired maka diperlukan alat tambahan, yaitu
Acces Point. Wireless Lan dapat
digunakan untuk kecepatan lebih tinggi, yaitu diatas 11Mbps.
DAFTAR PUSTAKA
1. C.Y.LEE, william, 1995, Mobile Cellular Telecomunication
analog and Digital Systems, USA: Mac Graw Hill, Inc.
2. IEEE. 1999, Part 11: Wireless LAN Medium Acces Control
(MAC) and Physical Layer (PHY) specifications, http:// www.ieee.com
3. IEEE. 2000, Part 11b: Wireless Lan Medium Acces Conrol
(MAC) and Physical layer (PHY) specifications: Higher- Speed Phyical Layer
Extension in the 2.4 GhzBand, http:// www.ieee.com
4. Intersil. Mei 1996, a Brief Tutorial on Spread Spectrum
and Packet Radio, http:// www.intersil.com
5. Tannebaum. 1997, Jaringan Komputer, edisi Indonesia, Jilid
1, Jilid 2, jakarat: Prehalindo.